INTROPEKSI DIIRI

Rabu, 22 Desember 2010

Sedikit Untuk Sesama

Banyak kalangan yang lupa akan sesama.
Perbaiki untuk melihat yang kecil...
Demi Kemajuan bersama.

Selasa, 21 Desember 2010

Intropeksi Diri

 Orang Bijaksana Mencari Kesalahan Diri Sendiri


















Dalam ulasan Confucius juga dipaparkan masalah mengintropeksi diri atau menyalahkan orang lain: “Disiplin terhadap diri sendiri, lapang dada terhadap orang lain”, jika orang tersebut dapat menjaga ketat kelakuannya dan memaafkan perbuatan orang lain, maka orang tersebut akan terhindar dari kebencian dan konflik dengan orang lain. Perbedaan antara orang yang bijaksana dengan orang biasa adalah dengan hati yang mencari kesalahan orang lain mencari kesalahan diri sendiri, dengan sifat memaafkan diri sendiri memaafkan orang lain. Dimulai dari pejabat negara sampai rakyat jelata, ketika terjadi konflik jika kedua belah pihak dapat mengintropeksi diri sendiri, semua konflik dapat diselesaikan dengan mudah. Tetapi jika hanya dapat menyalahkan pihak lain dan tidak dapat mengintropeksi diri sendiri, maka akan timbul kebencian dan konflik makin parah, yang akan menyebabkan kehancuran hubungan yang tidak dapat diperbaiki lagi.


Banyak malapetaka yang terjadi didunia ini adalah disebabkan oleh karena pada saat terjadi kesalah pahaman kedua pihak tidak dapat mengintropeksi diri dan tidak menyadari kesalahan sendiri, hanya bisa saling menyalahkan dan menyerang  orang lain. Seseorang jika dapat selalu mencari kekurangan diri sendiri, selalu memikirkan orang lain, kebanyakan dapat terhindar dari pertengkaran dan kesalah pahaman, dapat menjalani kehidupan yang tenang, dengan hati yang damai terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, terhadap kelompok dan masyarakat luas akan menciptakan sebuah lingkungan kehidupan yang damai dan bahagia.


Dahulu kala sejarahwan berkata, selama 5000 tahun China terkenal kebudayaan dan etiketnya. Tetapi selama 60 tahun terakhir ini dalam pemerintahan komunis yang bobrok dan pencuci otak terhadap rakyatnya, membuat China yang terkenal dengan kebudayaan dewata lenyap. Pada era tahun 80-an di Harbin ketika itu saya berada didalam bis umum saya melihat sebuah kejadian seorang lelaki paruh baya didalam desakan bis tak sengaja menyenggol seorang pemuda, pemuda ini segera memaki :”Matalu dimana?”mendengar perkataan pemuda ini lelaki paruh baya sangat marah, kemudian mereka berdua berantem, sampai keduanya babak belur, setelah kedatangan polisi perkelahian tersebut baru dapat dilerai. Pada akhir tahun 2005, di bus umum No 726 yang berada di Beijing, karena masalah karcis kernet bus bertengkar dengan seorang gadis yang berumur 14 tahunan, karena kedua belah pihak tidak mau mengalah dan saling berkata kasar,  karena tersinggung, kernet bus dengan ganas memukul gadis ini sampai pingsan, karena luka terlalu parah tidak dapat ditolong akhirnya gadis tersebut tewas. Tetapi ketika saya di luar negeri, saya melihat kejadian ketika didalam desakan bus, jika seseorang dengan tidak sengaja menyenggol orang lain,orang yang tersenggol tidak akan marah, malah kedua pihak akan saling berkata :”Maaf.”


Dari kejadian tersebut dapat dilihat, selalu menyalahkan dan memarahi orang lain adalah sebuah kejadian yang menyembunyikan kesalahan, melemparkan tanggung jawab diri sendiri, malah dapat menyebabkan konflik dan pertengkaran dengan orang lain.


Ketika antara manusia terjadi kesalahanpahaman dan konflik, hanya dengan cara intropeksi mencari kesalahan diri sendiri yang dapat menyelesaikan konflik menjadi damai, yang dapat membuat orang mempunyai hati tulus terhadap orang lain. 


Oleh sebab orang bijaksana mencari kesalahan diri sendiri sedangkan orang picik mencari kesalahan orang lain. Orang bijak mengintropeksi diri sendiri, orang picik selalu menyalahkan dan tidak puas terhadap orang lain, melemparkan kesalahan pada pihak lain. Seorang bijaksana, jika dia dapat setiap saat mencari kekurangan diri sendiri dan tidak menyalahkan orang lain, dia sudah termasuk setengah dewa.